1. Apa itu DCC (Dark Cooking Chocolate)?
Dark Cooking Chocolate adalah salah satu jenis coklat yang digunakan dalam membuat kue. Bentuknya seperti coklat batangan, Selain jenis Dark, ada pula jenis Milk cooking chocolate yang lebih manis dengan kadar susu lebih banyak, dan White cooking chocolate yang berwarna putih atau biasa disebut coklat putih.
2. Apakah yang dimaksud dengan Emulsifier?
Emulsifier adalah pengemulsi adonan. Adonan yang ditambah emulsifier akan lebih stabil, mudah mengembang, tercampur dengan sangat rata, tidak terlalu cair dan tidak terlalu padat, tidak mudah berubah karena pengaruh lingkungan. Contohnya kalo adonan telur dan gula dikocok sampai naik, terus ditambahi emulsifier, dia akan jadi lebih kental dan rata, dan tidak turun walaupun mengantri oven. Sementara adonan yang gak ditambahi emulsifier biasanya lebih encer, dan mudah turun kalau didiamkan lama (mengantri oven).
Karena merupakan bahan pembantu, emulsifier bisa dihilangkan.
3. Apakah yang dimaksud dengan teknik Au Bain Marie?
Au Bain Marie atau waterbath adalah teknik panggang tim, dimana loyang berisi adonan diletakkan di dalam loyang lain yang berisi air panas, kemudian dipanggang dalam oven. Teknik ini menghasilkan tekstur adonan yang halus.
4. Apa Beda mentega dan margarine?
Mentega atau Butter terbuat dari lemak susu hewan. Tekstur mentega sangat lembut di suhu ruang, wangi susu, mudah meleleh di suhu hangat. Warnanya kuning pucat (lebih muda dari margarin).
Sedang margarin terbuat dari lemak tumbuhan (nabati). . Teksturnya lebih kaku, stabil di suhu ruang (tidak mudah meleleh), warnanya pun lebih kuning dari mentega.
Dalam penggunaannya sebagai bahan kue, terutama cake, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Mentega punya aroma yang enak, tetapi terlalu lembut dan daya emulsinya kurang baik, menyebabkan tekstur kue kurang kokoh. Sedangkan margarin aromanya tidak seenak mentega, tapi daya emulsinya bagus sehingga bisa menghasilkan tekstur kue yang bagus. Sehingga umumnya orang mencampur mentega dan margarin dengan perbandingan 1:1, untuk mendapatkan aroma yang enak sekaligus tekstur kue yang memuaskan.
Lantas apa yang disebut dengan Roomboter?
Roombotter berasal dari bahasa Belanda, adalah mentega juga. Tetapi di Indonesia orang biasanya mengistilahkan roomboter untuk jenis mentega dalam kaleng yang wanginya cukup kuat.
5. Apa yang dimaksud dg teknik "aduk-balik"?
Aduk-balik atau aduk-lipat adalah teknik mengaduk adonan, terutama untuk mencampurkan antara adonan yang ringan dan penuh udara dengan adonan yang lebih padat dan kental. Contohnya, adonan putih telur yang sudah kaku dicampurkan ke adonan terigu-kuning telur-minyak dalam pembuatan chiffon cake. Caranya, spatula dijalankan dari atas, memotong kedua macam adonan hingga menyentuh dasar mangkuk, kemudian menyusuri dasar mangkuk ke arah belakang, kembali ke atas sambil adonan dibalik atau 'dilipat' ke depan. Gerakannya seperti membalik/melipat adonan. Teknik pengadukan ini membuat udara dalam adonan yang ringan tidak keluar lagi meskipun diaduk rata.
6. Apa yang dimaksud dengan dengan "tes tusuk"?
Tes tusuk adalah tes yang dilakukan untuk menguji kematangan kue. Caranya, tusukkan tusuk gigi atau lidi yang bersih ke tengah kue. Jika tusuk gigi/lidi keluar dalam keadaan kering/bersih dari adonan, maka kue sudah matang.
7. Apa yang dimaksud dengan whipping cream/fresh cream/double cream?
Cream adalah kepala susu yang tersedia dalam bentuk cair dan bubuk. Di supermarket besar, umumnya yang cair dikemas dalam kemasan tetrapak, di kulkas dekat produk keju dan susu. Yang bubuk umumnya diletakkan di dekat bahan-bahan kue.
8. Apa beda pasta tomat dengan saus tomat?
Pasta tomat adalah puree tomat (tomat halus tanpa tambahan apapun) yang kadar airnya sebagian besar sudah dikurangi. Warnanya merah menyala, sangat kental (nyaris padat) dengan bau khas asli tomat. Biasa dijual dalam kaleng kecil, di supermarket besar, di rak bahan makanan kaleng.
Saus tomat, seperti namanya, adalah saus yang bahan baku utamanya tomat. Karena dia merupakan saus, maka tentu sudah ditambahi bumbu-bumbu, bahan pengental, air, dan bahan lainnya.
Kedua bahan ini sebaiknya tidak saling menggantikan, karena akan memberikan hasil akhir yang kurang sempurna.
9. Apa beda baking powder dengan baking soda/soda kue?
Soda kue adalah bikarbonat soda, tanpa tambahan apa-apa. Baking powder adalah bikarbonat soda yang udah ditambahi bahan lain (cream of tartar, bahan pengering, dll) untuk menetralkan.
Bikarbonat soda biasa digunakan untuk resep-resep yang mengandung buah-buahan, seperti pisang pada banana cake. Ia menghasilkan tekstur yang berpori besar dengan sedikit remah. Baking powder menghasilkan tekstur yang berpori kecil tapi cenderung lebih beremah.
Soda kue dan Baking powder ini tidak bisa saling menggantikan. Beberapa pendapat mengatakan baking powder bisa diganti dengan campuran 1 bagian soda kue ditambah 2 bagian cream of tartar
BPDA, apa lagi tuh?
Baking Powder Double Acting adalah baking powder yang beraksi melakukan pengembangan sebanyak 2 kali dalam 2 cara. Pertama, ketika bertemu cairan. Kedua, ketika dipanaskan. Karena efek ini, maka adonan dapat ditunda pemanggangannya hingga 15-20 menit tanpa kehilangan daya angkatnya.
Sedangkan BP biasa, dia hanya akan beraksi ketika dipanaskan aja. Jadi ketika masih di luar oven, adonan hanya mengandalkan udara yang diperoleh dari proses pengocokan telur (aerasi), yang biasanya rentan terhadap keadaan ruang sekeliling.
10. Apakah Korsvet itu? Apakah sama dengan mentega putih?
Korsvet atau pastry fat atau pastry margarine, adalah salah satu jenis lemak yang digunakan dalam pembuatan pastry. korsvetlah yang membantu pembentukan lapisan-lapisan renyah dan lezat pada puff pastry/flaky pastry. Pada saat ini kebanyakan korsvet sudah berasal dari lemak nabati, terutama yang dijual di Indonesia. Bentuknya mirip mentega putih, karena itu sering disalahartikan sebagai mentega putih, tetapi keduanya berbeda. Korsvet memiliki kandungan bahan yang sudah disesuaikan untuk pembuatan pastry, sehingga mampu menghasilkan lapisan-lapisan pastry yang renyah.
11. Apa yang dimaksud dengan tepung terigu protein tinggi, sedang dan rendah? Bagaimana penggunaan masing-masing terigu tersebut?
Terigu protein tinggi (hard flour) mengandung 14% protein, digunakan untuk membuat roti dan mi.
Terigu protein sedang (medium flour) mengandung 13% protein, digunakan untuk berbagai macam makanan (all purpose).
Terigu Protein rendah (soft flour) mengandung 10,5% - 11,5% protein, digunakan untuk kue-kue yang lembut dan renyah, seperti sponge cake dan cookies/biskuit.
12. Apa yang dimaksud dengan mentega tawar?
Mentega tawar adalah mentega yang rasanya tawar, tidak diberi garam. Umumnya ditulis di kemasannya "Unsalted Butter". Bentuknya sama dengan mentega biasa yang asin, hanya beda di rasa.
13. Apa yang dimaksud dengan mentega putih/shortening?
Mentega putih atau vegetable shortening adalah lemak tumbuhan yang sudah
melalui proses hidrogenisasi, sehingga berbentuk padat. Mentega putih
jauh lebih padat/keras dibanding mentega biasa, karena kadar airnya jauh
lebih sedikit dibanding mentega, rasanya pun tidak gurih seperti
mentega yang terbuat dari susu. Umumnya digunakan untuk membuat biskuit,
pastry, dan merupakan bahan dasar pembuatan buttercream. Rasanya tawar,
berwarna putih,
14. Apa yang dimaksud dengan bread improver?
Bread improver adalah bahan yang dapat membantu meningkatkan kualitas roti, seperti membuat serat roti jadi halus, menghasilkan volume dan kulit roti yang bagus, memperpanjang umur simpan, dan mempercepat proses fermentasi. Dalam pembuatan roti, bahan ini bisa dihilangkan dengan konsekuensi kehilangan manfaat di atas.
15. Apa yang dimaksud dengan Susu Evaporated?
Susu Evaporated adalah susu cair yang kadar airnya sudah dikurangi/diuapkan, sehingga lebih kental, lebih pekat rasa susunya, warnanya pun krem, bukan putih. Susu Evaporated bukan susu kental manis, bukan susu cair putih dalam kaleng (seperti BearBrand) dan bukan krim (kepala susu), walaupun sering digunakan orang sebagai krimer. Umumnya dijual dalam kemasan kaleng.
16. Apakah yang disebut dengan gula icing? Apa bedanya dengan gula bubuk?
Gula icing adalah gula bubuk yang sudah ditambahi zat anti kepal, sehingga lebih kering dan tidak menggumpal. Gula icing juga lebih halus butirannya dan tidak semanis gula bubuk, sehingga cocok digunakan untuk campuran buttercream dan glazuur. Karena sudah mengandung bahan anti kepal, gula icing ini sebaiknya jangan digunakan untuk mengganti gula biasa atau gula kastor.
17. Jenis gula apakah yang rasanya dingin di lidah?
Gula ini biasa disebut gula donat, adalah gula icing yang sudah ditambahi perasa dingin atau mint. bentuknya seperti gula halus tetapi tidak menggumpal.
18. Apakah yang disebut dengan brown sugar?
Brown sugar adalah campuran antara gula putih dengan molases. Terdapat dalam 2 jenis, light dan dark. Makin gelap warna gula makin kuat rasa molases. Brown sugar bisa diganti dengan gula putih biasa dengan ukuran yg sama, atau campuran gula putih dengan gula palem/gula jawa dengan perbandingan 1:1, tetapi aromanya tidak akan sama.
19. Apa yang dimaksud dengan softcream?
Softcream adalah cream campuran untuk membuat buttercream. Bentuk dan baunya mirip mentega, berwarna putih, bertekstur lembut sekali. Bila dikocok dengan mentega putih, campuran ini akan mengembang menjadi 2 kali lipat volume awal, teksturnya menjadi sangat ringan (fluffy) seperti krim dan warna buttercream akan putih mengkilat (shiny).
20. Apa yang disebut dengan spuit?
Spuit adalah alat untuk membentuk buttercream, berbentuk kerucut dengan aneka bentuk potongan pada ujungnya. Untuk membentuk buttercream, spuit ini dimasukkan ke dalam kantong plastik segitiga (piping bag) yang dilubangi ujungnya. Buttercream dimasukkan ke dalam piping bag, kemudian disemprotkan ke atas kue. Buttercream akan keluar dalam aneka bentuk tergantung bentuk mata spuit dan teknik menghias yang digunakan.
21. Apa beda essence dengan pasta?
Dua-duanya sama-sama flavoring. Tapi essence hanya memberikan rasa, sedangkan pasta memberikan rasa dan warna. Essence lebih pekat dari pasta, sehingga pemakaiannya lebih sedikit drpd pasta.
Minggu, 06 Oktober 2013
Shortening
Shortening yang dikenal di pasaran sebagai “Mentega Putih” adalah lemak yang dapat dimakan yang digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti membuat adonan roti, bahan untuk membuat butter cream, dan juga untuk menggoreng. Disebut sebagai Shortening karena pada saat adonan roti dicampur, lemak akan menghambat pembentukan gluten yang ada pada terigu, atau dengan kata lain memperpendek gluten .
Shortening terbuat dari 100% lemak, baik lemak nabati ataupun lemak hewani ataupun campuran keduanya, yang sudah dimurnikan dan dihilangkan baunya. Secara umum fungsi shortening mirip dengan margarin yaitu untuk membuat adonan roti lebih empuk dan lebih enak pada saat dimakan. Selain itu karena kandungannya 100% lemak maka dapat juga digunakan untuk menggoreng.
Di Indonesia produk shortening memiliki berbagai macam nama seperti White Fat, Baker’s Fat, Cake Fat, Frying Shortening, Pastry Fat dan lain sebagainya. Pada intinya semua produk lemak makan yang terbuat dari 100% lemak dapat dikategorikan sebagai shortening, apapun itu nama produknya.
Perbedaan antara Lemak dan Minyak
Dijelaskan di atas bahwa shortening adalah lemak nabati dan salah satu kegunaannya adalah untuk menggoreng. Jadi apa perbedaan antara lemak dan minyak? Sebenarnya minyak dan lemak adalah hal yang sama, Perbedaannya adalah minyak berwujud cair pada suhu ruang sedangkan lemak berwujud padat pada suhu ruang. Pada saat dipanaskan maka baik minyak dan lemak akan berwujud cair.
Perbedaan antara Shortening dan Margarin
Perbedaan utama antara margarin dan shortening adalah margarin mengandung kadar air sedangkan shortening tidak mengandung kadar air sama sekali. Tetapi perbedaan ini tidak kasat mata artinya orang tidak dapat merasakan kadar air dalam produk.
Perbedaan yang kasat mata antara shortening dan margarin adalah warnanya. Umumnya margarin berwarna kuning sehingga dipasaran dikenal sebagai “mentega kuning”, sedangkan shortening berwarna putih sehingga di pasaran dikenal sebagai “mentega putih”. Secara umum tabel di bawah ini memperlihatkan perbedaan antara Shortening dan Margarin.
Meskipun demikian ada beberapa pengecualian, contohnya ada margarin tanpa garam, margarin yang tidak diberi warna atau margarin putih, dan ada shortening yang diberi warna seperti pastry shortening, dan ada shortening yang diberi pewarna dan aroma seperti BOS.
Proses Produksi Shortening
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahan baku shortening adalah 100% lemak, yang dapat terdiri dari satu atau beberapa jenis lemak atau minyak. Selain lemak atau minyak, ke dalam shortening dapat juga ditambahkan bahan lainnya seperti emulsifier (untuk membantu pada saat proses pengocokan / creaming), pewarna dan aroma (seperti pada produk BOS).
Alur proses produksi shortening hampir mirip seperti alur proses produksi Margarin. Seluruh bahan baku dicampur hingga merata dalam tangki mixing pada suhu tertentu, kemudian campuran ini didinginkan (cooling) dan dihomogenisasi (working) agar ukuran partikelnya seragam. Setelah itu siap untuk dikemas. Pada saat dikemas tekstur shortening masih dalam bentuk setengah padat / pasta. Setelah itu shortening harus disimpan dahulu selama beberapa hari atau disebut sebagai tempering, dengan tujuan agar tekstur menjadi padat dan stabil.
Khusus untuk Pastry Shortening proses produksinya agak sedikit berbeda dari pembuatan shortening yang lainnya karena pastry shortening memiliki tekstur yang khusus untuk aplikasi pembuatan lapisan-lapisan (layering) pada produk puff pastry.
Jenis shortening
Secara umum shortening dibedakan menjadi dua jenis:
-Solid shortening, atau shortening yang memiliki sifat plastis dan berbentuk padat
-Liquid shortening, yaitu shortening yang berbentuk cair
Shortening yang beredar dan dikenal di Indonesia adalah shortening yang berbentuk padat. Liquid shortening belum dikenal luas di Indonesia dan penggunaannya masih terbatas di kalangan industri.
Solid shortening atau shortening padat dibagi menjadi beberapa jenis, meskipun demikian pembagian ini tidak seragam antara satu pabrikan dengan yang lainnya.
-White Fat : shortening yang murni hanya lemak tanpa tambahan emulsifier, contohnya
shortening yang digunakan untuk membuat roti tawar
-Baker’s Fat : shortening dengan tambahan emulsifier, contohnya shortening untuk membuat
buttercream atau biscuit cream filling.
-Cake Fat : shortening dengan tambahan emulsifier, warna dan aroma untuk membuat cake
-Pastry Fat : shortening yang khusus untuk membuat lapisan pada produk puff pastry
Ada satu jenis shortening yang tidak termasuk dalam pembagian shortening di atas, yaitu Frying Shortening atau Frying Fat (minyak goreng padat). Frying shortening dibedakan tersendiri semata-mata karena penggunaannya yang unik yaitu hanya untuk menggoreng dengan sistem Deep Frying.
Plastisitas dan Melting Point
Sama halnya dengan margarine, karakteristik utama dari solid shortening adalah sifat plastisitas dan titik leleh (melting point). Kedua sifat ini menentukan penggunaan / aplikasi shortening pada produk.
Sifat plastisitas adalah sifat dimana tekstur shortening mampu menahan tekanan dan dan dapat berubah bentuk mengikuti tekanan. Untuk membayangkan sifat plastisitas ini analogi yang mudah adalah lilin mainan anak-anak. Tekstur lilin mainan adalah contoh dari sifat plastisistas. Jika ditekan atau dibentuk lilin mainan mampu menahan tekanan dan berubah mengikuti tekanan tersebut.
Shortening yang memiliki sifat plastis akan lebih mudah bercampur di adonan roti atau biskuit dan akan mengembang dengan baik pada saat dikocok. Sebaliknya, lawan dari sifat plastis adalah lembek (soft) atau keras (brittle). Menggunakan shortening yang teksturnya sudah lembek atau keras memiliki resiko karena ada kemungkinan kegagalan pada saat diaplikasikan. Meski demikian ada jenis shortening tertentu yang memang memiliki tekstur soft, misalnya BOS.
Melting Point adalah suhu dimana lemak mulai meleleh menjadi cair. Sifat ini penting untuk diketahui agar penggunaan shortening tepat sasaran. Shortening untuk membuat decorating cream haruslah memiliki titik leleh yang agak sedikit tinggi agar hiasan tidak mudah kolaps selama dipajang. Lain halnya shortening untuk cream filling harus memiliki tiitk leleh yang mendekati suhu tubuh agar pada saat dimakan tidak meninggalkan sisa di mulut / ngendal (waxy). Dengan posisi Indonesia berada di khatulistiwa maka titik leleh shortening yang cocok adalah antara 38 oC sampai dengan 48 oC tergantung aplikasi dan masa simpan yang diinginkan.
Penggunaan Shortening
Shortening digunakan untuk membuat berbagai macam produk seperti:
-Roti tawar dan roti burger
-Buttercream untuk filling, menghias kue
-Biskuit dan wafer
-Cream biscuit dan wafer
-Puff Pastry
-Cake
-Pia
Tidak perlu bingung melihat banyaknya jenis shortening yang beredar di pasaran. Semua berpulang pada produk apa dan kualitas bagaimana yang hendak dibuat. Berikut beberapa pertimbangan dalam memilih shortening:
-Harga jual produk
-Eating quality, yaitu kualitas produk pada saat dimakan
-Stabititas shortening, baik terhadap panas maupun selama disimpan
-Yield, yaitu jumlah produk yang dapat dihasilkan
-Masa simpan produk
Sebagai pengusaha penentu utama adalah harga jual produk. Ini kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Produk dengan harga jual ekonomis tidaklah mungkin menggunakan shortening dengan kualitas premium, demikian sebaliknya produk dengan harga jual yang mahal tidaklah mungkin menggunakan shortening kualitas rendah karena berakibat pada eating quality. Penggunaan shortening yang tepat niscaya dapat mengoptimalkan kualitas produk, masa simpan dan keuntungan yang diperoleh.
Shortening terbuat dari 100% lemak, baik lemak nabati ataupun lemak hewani ataupun campuran keduanya, yang sudah dimurnikan dan dihilangkan baunya. Secara umum fungsi shortening mirip dengan margarin yaitu untuk membuat adonan roti lebih empuk dan lebih enak pada saat dimakan. Selain itu karena kandungannya 100% lemak maka dapat juga digunakan untuk menggoreng.
Di Indonesia produk shortening memiliki berbagai macam nama seperti White Fat, Baker’s Fat, Cake Fat, Frying Shortening, Pastry Fat dan lain sebagainya. Pada intinya semua produk lemak makan yang terbuat dari 100% lemak dapat dikategorikan sebagai shortening, apapun itu nama produknya.
Perbedaan antara Lemak dan Minyak
Dijelaskan di atas bahwa shortening adalah lemak nabati dan salah satu kegunaannya adalah untuk menggoreng. Jadi apa perbedaan antara lemak dan minyak? Sebenarnya minyak dan lemak adalah hal yang sama, Perbedaannya adalah minyak berwujud cair pada suhu ruang sedangkan lemak berwujud padat pada suhu ruang. Pada saat dipanaskan maka baik minyak dan lemak akan berwujud cair.
Perbedaan antara Shortening dan Margarin
Perbedaan utama antara margarin dan shortening adalah margarin mengandung kadar air sedangkan shortening tidak mengandung kadar air sama sekali. Tetapi perbedaan ini tidak kasat mata artinya orang tidak dapat merasakan kadar air dalam produk.
Perbedaan yang kasat mata antara shortening dan margarin adalah warnanya. Umumnya margarin berwarna kuning sehingga dipasaran dikenal sebagai “mentega kuning”, sedangkan shortening berwarna putih sehingga di pasaran dikenal sebagai “mentega putih”. Secara umum tabel di bawah ini memperlihatkan perbedaan antara Shortening dan Margarin.
Meskipun demikian ada beberapa pengecualian, contohnya ada margarin tanpa garam, margarin yang tidak diberi warna atau margarin putih, dan ada shortening yang diberi warna seperti pastry shortening, dan ada shortening yang diberi pewarna dan aroma seperti BOS.
Proses Produksi Shortening
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahan baku shortening adalah 100% lemak, yang dapat terdiri dari satu atau beberapa jenis lemak atau minyak. Selain lemak atau minyak, ke dalam shortening dapat juga ditambahkan bahan lainnya seperti emulsifier (untuk membantu pada saat proses pengocokan / creaming), pewarna dan aroma (seperti pada produk BOS).
Alur proses produksi shortening hampir mirip seperti alur proses produksi Margarin. Seluruh bahan baku dicampur hingga merata dalam tangki mixing pada suhu tertentu, kemudian campuran ini didinginkan (cooling) dan dihomogenisasi (working) agar ukuran partikelnya seragam. Setelah itu siap untuk dikemas. Pada saat dikemas tekstur shortening masih dalam bentuk setengah padat / pasta. Setelah itu shortening harus disimpan dahulu selama beberapa hari atau disebut sebagai tempering, dengan tujuan agar tekstur menjadi padat dan stabil.
Khusus untuk Pastry Shortening proses produksinya agak sedikit berbeda dari pembuatan shortening yang lainnya karena pastry shortening memiliki tekstur yang khusus untuk aplikasi pembuatan lapisan-lapisan (layering) pada produk puff pastry.
Jenis shortening
Secara umum shortening dibedakan menjadi dua jenis:
-Solid shortening, atau shortening yang memiliki sifat plastis dan berbentuk padat
-Liquid shortening, yaitu shortening yang berbentuk cair
Shortening yang beredar dan dikenal di Indonesia adalah shortening yang berbentuk padat. Liquid shortening belum dikenal luas di Indonesia dan penggunaannya masih terbatas di kalangan industri.
Solid shortening atau shortening padat dibagi menjadi beberapa jenis, meskipun demikian pembagian ini tidak seragam antara satu pabrikan dengan yang lainnya.
-White Fat : shortening yang murni hanya lemak tanpa tambahan emulsifier, contohnya
shortening yang digunakan untuk membuat roti tawar
-Baker’s Fat : shortening dengan tambahan emulsifier, contohnya shortening untuk membuat
buttercream atau biscuit cream filling.
-Cake Fat : shortening dengan tambahan emulsifier, warna dan aroma untuk membuat cake
-Pastry Fat : shortening yang khusus untuk membuat lapisan pada produk puff pastry
Ada satu jenis shortening yang tidak termasuk dalam pembagian shortening di atas, yaitu Frying Shortening atau Frying Fat (minyak goreng padat). Frying shortening dibedakan tersendiri semata-mata karena penggunaannya yang unik yaitu hanya untuk menggoreng dengan sistem Deep Frying.
Plastisitas dan Melting Point
Sama halnya dengan margarine, karakteristik utama dari solid shortening adalah sifat plastisitas dan titik leleh (melting point). Kedua sifat ini menentukan penggunaan / aplikasi shortening pada produk.
Sifat plastisitas adalah sifat dimana tekstur shortening mampu menahan tekanan dan dan dapat berubah bentuk mengikuti tekanan. Untuk membayangkan sifat plastisitas ini analogi yang mudah adalah lilin mainan anak-anak. Tekstur lilin mainan adalah contoh dari sifat plastisistas. Jika ditekan atau dibentuk lilin mainan mampu menahan tekanan dan berubah mengikuti tekanan tersebut.
Shortening yang memiliki sifat plastis akan lebih mudah bercampur di adonan roti atau biskuit dan akan mengembang dengan baik pada saat dikocok. Sebaliknya, lawan dari sifat plastis adalah lembek (soft) atau keras (brittle). Menggunakan shortening yang teksturnya sudah lembek atau keras memiliki resiko karena ada kemungkinan kegagalan pada saat diaplikasikan. Meski demikian ada jenis shortening tertentu yang memang memiliki tekstur soft, misalnya BOS.
Melting Point adalah suhu dimana lemak mulai meleleh menjadi cair. Sifat ini penting untuk diketahui agar penggunaan shortening tepat sasaran. Shortening untuk membuat decorating cream haruslah memiliki titik leleh yang agak sedikit tinggi agar hiasan tidak mudah kolaps selama dipajang. Lain halnya shortening untuk cream filling harus memiliki tiitk leleh yang mendekati suhu tubuh agar pada saat dimakan tidak meninggalkan sisa di mulut / ngendal (waxy). Dengan posisi Indonesia berada di khatulistiwa maka titik leleh shortening yang cocok adalah antara 38 oC sampai dengan 48 oC tergantung aplikasi dan masa simpan yang diinginkan.
Penggunaan Shortening
Shortening digunakan untuk membuat berbagai macam produk seperti:
-Roti tawar dan roti burger
-Buttercream untuk filling, menghias kue
-Biskuit dan wafer
-Cream biscuit dan wafer
-Puff Pastry
-Cake
-Pia
Tidak perlu bingung melihat banyaknya jenis shortening yang beredar di pasaran. Semua berpulang pada produk apa dan kualitas bagaimana yang hendak dibuat. Berikut beberapa pertimbangan dalam memilih shortening:
-Harga jual produk
-Eating quality, yaitu kualitas produk pada saat dimakan
-Stabititas shortening, baik terhadap panas maupun selama disimpan
-Yield, yaitu jumlah produk yang dapat dihasilkan
-Masa simpan produk
Sebagai pengusaha penentu utama adalah harga jual produk. Ini kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Produk dengan harga jual ekonomis tidaklah mungkin menggunakan shortening dengan kualitas premium, demikian sebaliknya produk dengan harga jual yang mahal tidaklah mungkin menggunakan shortening kualitas rendah karena berakibat pada eating quality. Penggunaan shortening yang tepat niscaya dapat mengoptimalkan kualitas produk, masa simpan dan keuntungan yang diperoleh.
Label:
bali,
denpasar,
indonesia,
mentega putih,
shortening
Sabtu, 05 Oktober 2013
Tips Menggoreng Donat
Menggoreng donat adalah salah satu proses yang penting, karena bila donat gosong dan kurang matang, maka rasa donat tidak akan enak lagi.
Lalu bagaimana menggoreng donat yang benar? Ini dia tipsnya:
1. Untuk menggoreng donat, harus mempergunakan minyak yang banyak. Pastikan donat yang digoreng terendam oleh cairan minyak.
2. suhu yang tepat untuk menggoreng donat adalah berkisar 185 derajat c hingga 190 derajat C. Goreng donat selama kurang lebih 2 menit.
3. Jangan goreng donat dengan suhu yang terlalu tinggi, karena bisa membuat kulit luar donat menjadi gosong, sedangkan bagian dalamnya masih mentah.
4. Menggoreng donat sebaiknya mempergunakan minyak padat, karena minyak padat lebih tahan panas, dan hasil gorengan donat tidak menyerap minyak.
5. Jika menggoreng donat mempergunakan minyak cair, maka selalu menggoreng dengan minyak yang masih baru, agar aromanya lebih wangi.
6. Tambahkan kurang lebih dua sendok makan shortening ke dalam minyak goreng untuk menggoreng donat, agar donat tidak terlalu menyerap minyak.
7. Goreng bagian atas adonan terlebih dahulu, karena bagian atas lebih kering agar donat mengembang sempurna.
8. Jangan sering membolak-balik donat saat digoreng, cukup sekali balik saat menggorengnya.
9. Pada saat menggoreng, bisa dibantu dengan ujung sumpit kayu untuk memperoleh lingkaran sempurna pada lubang donat.
Lalu bagaimana menggoreng donat yang benar? Ini dia tipsnya:
1. Untuk menggoreng donat, harus mempergunakan minyak yang banyak. Pastikan donat yang digoreng terendam oleh cairan minyak.
2. suhu yang tepat untuk menggoreng donat adalah berkisar 185 derajat c hingga 190 derajat C. Goreng donat selama kurang lebih 2 menit.
3. Jangan goreng donat dengan suhu yang terlalu tinggi, karena bisa membuat kulit luar donat menjadi gosong, sedangkan bagian dalamnya masih mentah.
4. Menggoreng donat sebaiknya mempergunakan minyak padat, karena minyak padat lebih tahan panas, dan hasil gorengan donat tidak menyerap minyak.
5. Jika menggoreng donat mempergunakan minyak cair, maka selalu menggoreng dengan minyak yang masih baru, agar aromanya lebih wangi.
6. Tambahkan kurang lebih dua sendok makan shortening ke dalam minyak goreng untuk menggoreng donat, agar donat tidak terlalu menyerap minyak.
7. Goreng bagian atas adonan terlebih dahulu, karena bagian atas lebih kering agar donat mengembang sempurna.
8. Jangan sering membolak-balik donat saat digoreng, cukup sekali balik saat menggorengnya.
9. Pada saat menggoreng, bisa dibantu dengan ujung sumpit kayu untuk memperoleh lingkaran sempurna pada lubang donat.
Langganan:
Postingan (Atom)